Tuesday, July 31, 2012

Kegagalan UKG Karena Kurang Sosialisasi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, peningkatan kualitas guru merupakan suatu hal yang penting. Guru memiliki peran dan tugas besar dalam menyiapkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter.

”Harus kita pastikan para guru memiliki kualitas baik,” tandas Yudhoyono seusai rapat koordinasi bidang pendidikan, di Gedung Kemdikbud, kemarin.

Dia mengemukakan, dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) terhadap 285.000 guru, nilai rata-rata mereka hanya 42,25%. Angka tersebut masih jauh dari harapan pemerintah. Karena itu, SBY berpesan kepada Mendikbud untuk terus meningkatkan kompetensi para guru.

”Saya pesan agar sangat serius meningkatkan kompetensi para guru, sehingga sejalan atau pararel dengan peningkatan kesejahteraannya atau kemampuan para guru meningkat. Akhirnya, anak didik juga lebih dipersiapkan menuju masa depan,” katanya.

Sementara itu, Kemdikbud mengakui kurang melakukan sosialisasi terkait persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG). Hal itu yang menjadi salah satu faktor kacaunya pelaksanaan UKG hari pertama di sejumlah daerah.
”Ya kalau kurang ya pasti kurang, tidak akan pernah kelebihan sosialisasi. Kami akui itu, kami kurang sosialisasi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud, Syawal Gultom.

Teknis dan Administratif

Kekacauan pelaksanaan UKG, menurutnya, ada dua persoalan, yakni teknis dan administratif. Terkait dengan persoalan teknis, dia menilai operator di Tempat Uji Kompetensi (TUK) gagal melakukan instalasi program, meskipun yang bersangkutan telah dilatih. Namun, waktu pelatihan kepada para operator hanya dua hari.  Lalu, persoalan administratif terkait data peserta. Dia menduga banyak perubahan nomor peserta yang mengakibatkan tidak dapat tersambung dengan server pusat.

Ditegaskan, nilai dari uji kompetensi dengan sistem online harus taat asas. Artinya, semua data yang ada tidak diperkenankan untuk diubah-ubah. Hal tersebut yang dinilai sebagai tidak terkoneknya peserta dengan server.
”Server kita berisi TUK, data peserta, dan soal mata pelajaran yang diujikan. Begitu peserta memasukkan nomor peserta, akan muncul soal ujian yang harus dikerjakan. Kalau ada yang berubah dalam data itu, server akan menolak,” tegasnya.

Dia mencontohkan Provinsi Jateng sama sekali tidak dapat melakukan ujian kompetensi pada hari pertama. ”Ketika beda aturan dengan kita, maka di daerah tidak bisa konek dengan server kita, karena server kita menolak,” tuturnya.
Karena itu, bagi peserta yang gagal mengikuti UKG karena masalah teknis, akan diikutsertakan pada UKG gelombang kedua pada tanggal 2 Oktober - 2 November.

Mantan Rektor Universitas Medan itu mengatakan, kendala yang ada selama pelaksanaan UKG akan dievaluasi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, meskipun terdapat sejumlah persoalan yang mengganggu kelancaran, UKG harus tetap dijalankan.

”Saya katakan apa pun kondisinya, ini harus tetap jalan. Semua persoalan yang terkait dengan teknis harus diselesaikan secara teknis, dan itu mudah,” katanya. Ditegaskan, setelah UKG selesai dan diketahui peta kemampuan para guru, diharapkan semua mau konsisten untuk memperbaiki segala kekurangannya. ”Syaratnya konsisten. Begitu ada rapor daftar kelemahan, yang jelek harus mau dibina sesuai dengan kekurangannya. Pembinaan dan pelatihan berikutnya harus sesuai dengan peta yang ada,” tandas mantan Rektor ITS itu. 

Sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/08/01/194576/16/Kemdikbud-Akui-Kurang-Sosialisasi

UKG Gagal, Banyak Siswa Dikorbankan



Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan Selasa (31/7/2012) hari ini banyak mengalami kegagalan. Terlebih untuk mata pelajaran PKN, Bimbingan Konseling, dan Bahasa Indonesia. Padahal, untuk mengikuti program pemerintah ini, sekolah sudah meliburkan siswa untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini.

"Siswa di sekolah sudah diliburkan, tetapi Ujian Kompetensi Gurunya ternyata ada yang tidak sesuai," kata Dina Minarti, Guru PKN SMAN 20 Bandung kepada Kompas.com, Selasa (31/7/2012).

Dina mengatakan, hari ini dirinya sudah mendatangi lokasi ujian kompetensi dan menunggu cukup lama. Tetapi UKG online tersebut tidak mendapatkan koneksi jaringan internet, sehingga ia harus pindah lokasi untuk mengikuti ujan tersebut.

"Untuk mengikuti kegiatan itu, saya ke SMA 22 Bandung. Tahu-tahu di SMA 22 itu enggak connect internetnya, terus disuruh pindah ke SMA 4 Bandung. Saya kan kebetulan dapat giliran sesi kedua, jam 09.30, tapi ternyata di tempat tersebut juga tidak mendapat koneksi internet sejak sesi pertama," katanya.

Dina mengungkapkan, secara psikologis, keadaan guru juga sudah terganggu. Pemberitahuan program UKG yang terbilang dadakan dan diberi tahu dalam tenggat waktu beberapa hari, membuat para guru meninggalkan anak-anak didiknya.

Selain itu, gagalnya koneksi internet untuk menalani proses uji kompetensi ini membuat guru kurang percaya terhadap keputusan pemerintah memetakan kompetensi melalui metode ini.

Dina menilai, pemerintah terlalu memaksakan kehendak dalam mewujudkan program ini. Hal tersebut ditandai dengan soal-soal yang dikerjakan guru tidak sempurna untuk bisa dikerjakan.

Ia memberikan sontoh soal UKG mata pelajaran matematika, untuk soal gambar, dalam soal tersebut, gambar tidak muncul dan tidak bisa terlihat, tetapi guru tetap harus menjawab soal tersebut.

Contoh lain yang diberikan Dina adalah soal untuk pelajaran kimia. Di setiap pelajaran kimia pasti memiliki rumus-rumus. Rumus dalam uji kompetensi guru banyak mengalami kesalahan penulisan sehingga guru menjadi bingung dalam menawab soal-soal tersebut.

Supriyadi, guru Bimbingan Konseling SMAN 6 Bandung juga mengungkapkan hal yang sama. Dirinya tidak jadi mengikuti uji kompetensi karena kesulitan untuk terhubung ke koneksi internet. Guru-guru yang sudah siap melakukan ujian terpaksa kembali ke rumah karena masalah teknis tersebut.

"Kalau yang tadi saya dengar dari fasilitator yah, rencananya Oktober katanya diulang. Untuk guru yang gagal di koneksi internet itu," katanya.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/31/23023479/UKG.Gagal.Banyak.Siswa.Dikorbankan

UKG YANG "GATOT" BAKAL DIJADWAL ULANG

Kepala Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom mengatakan, akan ada penjadwalan ulang bagi semua daerah yang tertunda melaksanakan uji kompetisi guru (UKG) pada hari ini, Senin(30/7/2012). Menurut rencana, UKG ulang akan digelar pada 2 Oktober 2012 mendatang.
“Semua daerah yang tertunda akan kita laksanakan ujiannya di lain hari,” kata Syawal kepada Kompas.com, Senin (30/7/2012), di Jakarta.
Syawal menjelaskan, persiapan menggelar UKG telah dilakukan dengan maksimal. Akan tetapi, sejumlah kendala bermunculan lantaran tim penyelenggara baru pertama kali menggelar ujian seperti ini.
Ke depannya, agar permasalahan yang tidak terulang, Syawal mengatakan, akan melakukan kroscek ganda sebelum UKG tahap selanjutnya mulai dilaksanakan. Ia berharap, pelaksanaan ujian pada para guru tersertifikasi itu dapat berjalan lebih baik dari UKG kali ini.
“Tentu harus kita cek dulu, dan semoga tidak lagi ditemukan banyak kendala dan lancar,” ujarnya.
Meski banyak yang gagal mengakses pada ujian perdana hari ini, sistem online tetap akan dipertahan dalam pelaksanaan UKG. UKG secara manual, kata Syawal, hanya dilakukan di daerah-daerah yang tidak memiliki akses internet, atau pun para guru yang mengalami cacat.
Seperti diberitakan, banyak ditemukan masalah pada pelaksanaan UKG SMP di hari pertama ini. Rata-rata, masalah tersebut dipicu oleh sistem komputer yang tidak berjalan dengan baik. Karena data menumpuk, akhirnya sistem komputer menjadi “lambat” bahkan error.
UKG SMP sendiri dimulai hari ini sampai 12 Agustus 2012, dengan waktu pelaksanaan mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 disesuaikan dengan waktu luang para guru. Setelah guru SMP, guru SMA dan TK-SD akan melakukan ujian serupa. Bagi pemerintah, UKG penting dilaksanakan sebagai upaya untuk memetakan kompetensi guru dan sebagai dasar kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/30/14235058/Kemdikbud.UKG.yang.Gagal.Akan.Dijadwal.Ulang